Jejak Sejarah dan Makna Perayaan Maulid Nabi
Perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW adalah sebuah tradisi yang memiliki makna mendalam kepada kaum muslimin. Setiap tahun, umat Islam di seluruh dunia merayakan kelahiran Nabi
Membentuk manusia yang beriman dan bertaqwa lahir batinnya, giat beramal, kuat beribadah, cerdas dalam berfikir, mandiri dan kreatif, memberikan manfaat bagi kehidupan diri dan lingkungan masyarakat.
“Istiqomah Ibadah Hidup Berkah”
Alhamdulillah, kami mengucapkan puji syukur atas hadirnya Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan kasih sayang-Nya kepada kita semua. Kami juga senantiasa mengucapkan sholawat dan salam kepada Nabi Muhammad SAW., para sahabatnya, keluarganya, dan seluruh pengikut setia hingga hari kiamat.
Kami ingin berbagi dengan Bapak/Ibu/Saudara tentang Pondok Pesantren Assalam Arya Kemuning. Selama ini, kita telah bersama-sama berjuang dan menghadapi berbagai tantangan di Dataran Bukit Tunjung Ulu Mahakam. Dari awal yang sangat sederhana, dengan hanya 2 guru dan 4 santri, hingga saat ini, perjalanan panjang telah kita lalui. Tiga belas tahun bukanlah waktu yang sebentar, dan perjalanan dakwah yang kita tempuh telah melibatkan berbagai medan dan rintangan. Namun, kondisi saat ini adalah karunia yang luar biasa yang tidak bisa kita anggap enteng. Kami merasa sangat bersyukur atas pencapaian ini, tetapi kami juga sadar bahwa masih ada banyak kekurangan yang perlu kita perbaiki. Kami terus melakukan introspeksi, muhasabah, dan
Pada bulan Agustus 1991, Majelis Ulama Indonesia Provinsi Kalimantan Timur mengangkat KH. Arief Heri Setyawan sebagai Da’i Pembangunan untuk Kecamatan Barong Tongkok di Kabupaten Kutai (sekarang Kabupaten Kutai Barat), yang terletak di pedalaman Ulu Mahakam. Hal ini tertuang dalam Surat Keputusan No. 30 / MUI-KT / VII / 1991 / 1412 H, yang dikeluarkan pada tanggal 6 Muharram 1412 H atau 18 Juli 1991. Saat itu, tugasnya dimulai dari asrama lama Angkatan Darat, yang telah mengalami kerusakan parah, dengan dinding yang hancur dan atap yang bocor.
Meskipun menghadapi kondisi yang sulit, semangat untuk melaksanakan tugas dakwah tetap membara. KH. Arief Heri Setyawan melakukan kunjungan ke kampung-kampung setiap hari,
Pada bulan Agustus 1991, Majelis Ulama Indonesia Provinsi Kalimantan Timur mengangkat KH. Arief Heri Setyawan sebagai Da’i Pembangunan untuk Kecamatan Barong Tongkok di Kabupaten Kutai (sekarang Kabupaten Kutai Barat), yang terletak di pedalaman Ulu Mahakam. Hal ini tertuang dalam Surat Keputusan No. 30 / MUI-KT / VII / 1991 / 1412 H, yang dikeluarkan pada tanggal 6 Muharram 1412 H atau 18 Juli 1991. Saat itu, tugasnya dimulai dari asrama lama Angkatan Darat, yang telah mengalami kerusakan parah, dengan dinding yang hancur dan atap yang bocor.
Meskipun menghadapi kondisi yang sulit, semangat untuk melaksanakan tugas dakwah tetap membara. KH. Arief melakukan kunjungan ke kampung-kampung setiap hari,
door to door, untuk menyampaikan pesan dakwah Islam. Setiap sore, ia kembali ke asrama sambil membawa anak-anak yang ingin belajar dan mengenal lebih dalam agama Islam. Ini berlangsung selama sekitar satu tahun.
Tidak terduga, di tengah kesibukan pengajaran santri, seorang pejabat militer, Danramil Kecamatan Barong Tongkok, mengeluarkan ultimatum agar KH. Arief dan santri pindah dari asrama tersebut. KH. Arief Heri Setyawan menerima ultimatum tersebut dengan maksud untuk menghindari konfrontasi terbuka dan permasalahan yang lebih besar. Peristiwa ini menarik perhatian media lokal, seperti Koran Meranti dan Suara Kaltim, serta menjadi sorotan Korem Samarinda.
Membentuk manusia yang beriman dan bertaqwa lahir batinnya, giat beramal, kuat beribadah, cerdas dalam berfikir, mandiri dan kreatif, memberikan manfaat bagi kehidupan diri dan lingkungan masyarakat.
Menjadikan santri istiqomah imannya, cerdas fikirannya, kuat ibadahnya dan berakhlkaqul karimah.
Menjadikan pondok sebagai lingkungan yang kondusif, mententramkan hati dan pikiran, sehingga setiap santri betah dalam belajar.
Menjadikan pondok sebagai contoh penerapan aturan dan adab-adab islam dalam kesehariannya.
Santri memperoleh pemahaman mendalam tentang pengetahuan ilmu agama serta menerapkannya.
Santri mampu menguasai ketrampilan hidup sesuai dengan bakat dan bidangnya.
Santri mampu berbicara dan menulis dengan bahasa arab dan inggris dengan benar.
Santri mampu meningkatkan ilmunya, dan menjadikan keluarga serta lingkungannya sebagai komunitas dakwah
Santri dapat mendirikan dan mengembangkan binaan dan jaringan da’wah di tempat mereka ditugaskan.
Informasi terkini dan lengkap tentang beragam kegiatan edukatif, kreatif, dan inspiratif yang dilaksanakan oleh para santri di Pondok Pesantren Assalam sebagai bagian dari upaya pembentukan karakter dan peningkatan kemandirian
Perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW adalah sebuah tradisi yang memiliki makna mendalam kepada kaum muslimin. Setiap tahun, umat Islam di seluruh dunia merayakan kelahiran Nabi
Nabi Muhammad SAW lahir di Kota Makkah pada 12 Rabiulawal 571 Masehi. Tahun kelahirannya sering disebut sebagai Tahun Gajah. Disebut Tahun Gajah lantaran menjelang kelahiran
Perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW adalah sebuah tradisi yang memiliki makna mendalam kepada kaum muslimin. Setiap tahun, umat Islam di
Nabi Muhammad SAW lahir di Kota Makkah pada 12 Rabiulawal 571 Masehi. Tahun kelahirannya sering disebut sebagai Tahun Gajah. Disebut
Rekening Donasi & Call Center
a.n Yayasan Ponpes Assalam
a.n Yayasan Ponpes Assalam
a.n Arief Heri Setyawan (Pendiri Pesantren)
a.n Yayasan Ponpes Assalam
a.n Yayasan Ponpes Assalam
a.n Arief Heri Setyawan (Pendiri Pesantren)
+6281520952281 +6281346315991
+6281346315768 +6281212231844
*Alamat Pondok Pesantren Assalam Arya Kemuning
Copyright © 2023 All right reserved. Design by @muhsamaan_
Perlu Bantuan?
Alhamdulillah, kami mengucapkan puji syukur atas hadirnya Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan kasih sayang-Nya kepada kita semua. Kami juga senantiasa mengucapkan sholawat dan salam kepada Nabi Muhammad SAW., para sahabatnya, keluarganya, dan seluruh pengikut setia hingga hari kiamat.
Kami ingin berbagi dengan Bapak/Ibu/Saudara tentang Pondok Pesantren Assalam Arya Kemuning. Selama ini, kita telah bersama-sama berjuang dan menghadapi berbagai tantangan di Dataran Bukit Tunjung Ulu Mahakam. Dari awal yang sangat sederhana, dengan hanya 2 guru dan 4 santri, hingga saat ini, perjalanan panjang telah kita lalui. Tiga belas tahun bukanlah waktu yang sebentar, dan perjalanan dakwah yang kita tempuh telah melibatkan berbagai medan dan rintangan. Namun, kondisi saat ini adalah karunia yang luar biasa yang tidak bisa kita anggap enteng. Kami merasa sangat bersyukur atas pencapaian ini, tetapi kami juga sadar bahwa masih ada banyak kekurangan yang perlu kita perbaiki. Kami terus melakukan introspeksi, muhasabah, dan mencari hikmah dari setiap peristiwa yang kita alami. Kami berkomitmen untuk tetap konsisten dengan tujuan bersama kita, yaitu menuju IZZUL ISLAM WAL MUSLIMIN.
Kami juga terus menjalin kerjasama dengan lembaga-lembaga dakwah dan pendidikan Islam lainnya. Assalam tidak pernah menutup pintu, kami terbuka untuk bekerja sama, menjalin silaturahim, memperkuat persaudaraan, saling berbagi ilmu, membantu, dan terus belajar bersama. Kami berharap kondisi saat ini akan terus berkembang dan kami akan terus berpegang pada jalan yang benar sesuai dengan tuntunan Allah dan Rasul-Nya.
Melalui kesempatan ini, Pondok Pesantren Assalam Arya Kemuning mengundang Bapak/Ibu/Saudara untuk memberikan masukan, motivasi, kritik, atau apapun yang berkaitan dengan program kami. Semua ini dilakukan dengan tujuan mencapai kesuksesan bersama dalam mewujudkan Izzul Islam wal Muslimin. Semoga Allah meridhai usaha kita semua. Amin.
Pada bulan Agustus 1991, Majelis Ulama Indonesia Provinsi Kalimantan Timur mengangkat KH. Arief Heri Setyawan sebagai Da’i Pembangunan untuk Kecamatan Barong Tongkok di Kabupaten Kutai (sekarang Kabupaten Kutai Barat), yang terletak di pedalaman Ulu Mahakam. Hal ini tertuang dalam Surat Keputusan No. 30 / MUI-KT / VII / 1991 / 1412 H, yang dikeluarkan pada tanggal 6 Muharram 1412 H atau 18 Juli 1991. Saat itu, tugasnya dimulai dari asrama lama Angkatan Darat, yang telah mengalami kerusakan parah, dengan dinding yang hancur dan atap yang bocor.
Meskipun menghadapi kondisi yang sulit, semangat untuk melaksanakan tugas dakwah tetap membara. KH. Arief melakukan kunjungan ke kampung-kampung setiap hari,
door to door, untuk menyampaikan pesan dakwah Islam. Setiap sore, ia kembali ke asrama sambil membawa anak-anak yang ingin belajar dan mengenal lebih dalam agama Islam. Ini berlangsung selama sekitar satu tahun.
Tidak terduga, di tengah kesibukan pengajaran santri, seorang pejabat militer, Danramil Kecamatan Barong Tongkok, mengeluarkan ultimatum agar KH. Arief dan santri pindah dari asrama tersebut. KH. Arief Heri Setyawan menerima ultimatum tersebut dengan maksud untuk menghindari konfrontasi terbuka dan permasalahan yang lebih besar. Peristiwa ini menarik perhatian media lokal, seperti Koran Meranti dan Suara Kaltim, serta menjadi sorotan Korem Samarinda.
door to door, untuk menyampaikan pesan dakwah Islam. Setiap sore, ia kembali ke asrama sambil membawa anak-anak yang ingin belajar dan mengenal lebih dalam agama Islam. Ini berlangsung selama sekitar satu tahun.
Tidak terduga, di tengah kesibukan pengajaran santri, seorang pejabat militer, Danramil Kecamatan Barong Tongkok, mengeluarkan ultimatum agar KH. Arief dan santri pindah dari asrama tersebut. KH. Arief Heri Setyawan menerima ultimatum tersebut dengan maksud untuk menghindari konfrontasi terbuka dan permasalahan yang lebih besar. Peristiwa ini menarik perhatian media lokal, seperti Koran Meranti dan Suara Kaltim, serta menjadi sorotan Korem Samarinda.
Namun, berkat dukungan dan bantuan beberapa masyarakat kampung yang mendukung usaha Ustaz Arief, mereka menawarkan tanah waqaf yang berbeda dalam hal lokasi dan luasnya. Dengan berkat dan rahmat Allah SWT, Pondok Pesantren Assalam akhirnya berdiri di tengah-tengah masyarakat yang mayoritas non-Muslim. Awalnya, pondok pesantren ini terletak 5 km dari jalan raya di Kampung Barong Tongkok, dan tanahnya merupakan bagian dari alokasi trans Arya Kemuning pada tahun 1965. Sebagian tanah ini telah ditinggalkan oleh penduduknya, belum pernah digarap sebelumnya, dan masih dalam kondisi rawa-rawa.
Dengan semangat gotong royong, mereka membersihkan hutan dan lahan secara manual. Dalam waktu satu minggu, mereka berhasil membangun bangunan sederhana dengan atap daun nipah (meskipun rentan terhadap angin, kotoran, dan air hujan),
menggunakan papan sisa yang tidak terpakai oleh penjual kayu sebagai bahan bangunan. Pondok pesantren pertama ini memiliki ukuran 8 x 8 meter dan berfungsi sebagai asrama bagi empat santri dan dua guru. Keadaan awal seperti ini berlangsung selama sekitar 1,5 tahun.
Seiring berjalannya waktu, sesuai dengan hukum alam yang selalu menuntut perubahan, kondisi sumber daya manusia (SDM) dan sumber daya alam (SDA) Pondok Pesantren Assalam terus berkembang hingga mencapai tahap seperti yang kita lihat saat ini.
Alhamdulillah semuanya ini tidak lain adalah suatu kenikmatan yang tida terkira yang dilimpahkan oleh-Nya sebagai bukti kebenaran akan janji-Nya, bahwa Alloh SWT akan menolong kepada hamba-Nya yang betul-bertul mau menolong agama-Nya.
“Sesungguhnya Allah pasti menolong orang yang menolong (agama)-Nya. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Kuat lagi Maha Perkasa.” (penggalan QS. Al-Hajj : 40)